Dalam Buku "18 Makanan dengan Kekuatan Dahsyat Menangkal Kanker" karya Dwi Prabantini, disebutkan bahwa jus tomat yang dicampur wortel akan menambah energi dan imunitas tubuh. Tomat, sayuran yang cukup mudah diproduksi di Indonesia, memiliki begitu banyak manfaat bagi tubuh manusia. Cukup sedih, jika melihat harga tomat jatuh sehingga petani pun tidak bisa menikmati manfaat tomat dengan keuntungan usaha menanamnya.
![]() |
Sumber gambar: klikdokter.com |
Warna merah pada tomat banyak mengandung likopen, antioksidan yang mampu mengikat radikal bebas di tubuh akibat rokok, polusi dan ultraviolet. Likopen cukup ampuh mencegah kerusakan sel yang mengakibatkan kanker prostat, pankreas dan leher rahim. Likopen memiliki kemampuan 10 kali lipat dari vitamin E sebagai antioksidan. Setelah diserap tubuh, likopen tomat dengan cepat melindungi sel darah putih dari kerusakan akibat radikal bebas. Dalam banyak penelitian, likopen terbukti mampu menghambat perkembangan sel-sel kanker terutama kanker prostat.
Selain likopen, ada juga kandungan karoten dan anthocyanin yang bermanfaat mencegah kanker, meningkatkan kesehatan mata dan kemampuan kognitif serta memcegah resiko penyakit saraf, antiradang, mencegah diabetes dan antipenuaan.
Tomat juga sumber vitamin C yang cukup besar, 100 gr tomat bisa untuk 20% kebutuhan vitamin C tubuh tiap hari. Selain itu juga mengandung Vitamin A yang bisa memenuhi kebutuhan tubuh 10% dari 100 gram Tomat untuk tiap harinya.
Tomat atau Lycopercisum esculentum mill yang masuk keluarga Solanaceae (perdu) ditemukan awalnya di Peru, Bolivia dan Ekuador, menjadi tanaman sayuran yang mendunia dan mudah ditemukan dimanapun. Manfaatnya yang cukup banyak, tidak tersosialisasi dengan baik bahkan terkesan hanya dijadikan sayuran bahan sambal.
Kurang kuatnya supply chain di Indonesia membuat banyak hasil petani tomat tidak terserap dalam industri pengolahan makanan dan minuman. Padahal, selain dikonsumsi segar, tomat bisa dijadikan minuman jus dan saus yang bisa bertahan lebih lama dan bisa meningkatkan kandungan likopennya ketika diolah.
Meskipun tergolong sayuran yang murah dan bahkan petani sering rugi, sayangnya tidak didukung dengan industri pengolahan makanan dan minuman yang bisa memproduksi secara masal, sehingga ada produk jus kemasan yang murah dan bisa diakses semua kalangan. Di supermarket besar, banyak tersedia kemasan jus tomat yang bisa disimpan di kulkas sehingga bisa lebih lama bertahan.
Bila produksi memang melimpah, mengapa masih banyak yang tidak dimanfaatkan untuk diolah? Bukan hanya dikonsumsi atau dijual segar. Inilah masalah distribusi. Makanan yang murah meriah, namun tidak semua mengerti akan menfaatnya dan malah menyia-nyiakannya.
Apalagi di era pandemi ini, konsumsi tomat yag menyediakan banyak kandungan gizi, bisa membantu meningkatkan imunitas tubuh. Bagaimana caranya agar tomat tidak hanya tersedia dalam bentuk segar, tetapi sudah bentuk olahan minum (jus) yang menyehatkan dengan harga terjangkau semua kalangan?
Semoga tidak ada petani yang harus gagal panen karena murahnya harga tomat. Menuju industri pertanian dan pangan menjadi sebuah kebutuhan. Bukan lagi mimpi. Harus diwujudkan untuk ketahanan dan kedaulatan pangan di Indonesia.
0 comments:
Posting Komentar